Sah Tidaknya Ibadah, Tergantung Niat

MASJIDALFALAH- Seseorang diharapkan berniat dalam beribadah. Niat merupakan syarat sah suatu ibadah. Menurut jumhur (mayoritas) ulama, niat itu wajib dalam ibadah.

Itu disampaikan Ustadz Jufri Ubaid, M.Ag di dalam kajian Kitab Arba’in Nawawi dalam pengajian Sabtu Subuh yang ditayangkan di YouTube Masjid Al Falah Surabaya Official.

“Kita akan mengkaji bersama Kitab Arba’in Nawawi yang ditulis oleh Imam An Nawawi dimana namanya itu adalah Syaikh Abu Zakaria Muhyiddin An-Nawawi,” kata Ustadz Jufri dalam mukadimah-nya.

Dikatakan kitab Arba’in itu karena hadist-nya yang dipilih dalam kitab ini ada 40 tetapi kemudian ada tambahan dua hadits sehingga semuanya itu 42.

“Jamaah sekalian, hampir semua kitab itu di bab pertama berbicara tentang niat. Kalaupun di Hadist Bukhari itu awal permulaan berbicara tentang turunnya wahyu, berbicara tentang iman, atau tentang thoharoh yang pertama maka hadits pertama di kitab Arba’in Nawawi ini berbicara tentang niat,” ujarnya.

عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي الله تعالى عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله تعالى عليه وعلى آله وسلم يقول : إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه ] رواه إماما المحدثين : أبو عبدالله محمد ابن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبه البخاري وأبو الحسين مسلم ابن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري : في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة

Dari Amirul Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khottob rodiyallohu’anhu) dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam bersabda:

’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barang siapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tujuannya (niatnya),” sebutnya.

Hadist itu diriwayatkan oleh dua imam ahli hadis; Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh bin Bardizbah Al-Bukhori dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusairy An-Naisabury di dalam kedua kitab mereka yang merupakan kitab paling shahih diantara kitab-kitab hadis.

“Jemaah sekalian niat itu penting karena masalah niat terkait dengan keberadaan amal seseorang. Ketika seseorang itu beramal tanpa niat maka hal semacam itu tidak sah,” tegasnya

Oleh karena itu niat merupakan rohnya ibadah. Niat itu berada di dalam hati. Ada memang orang mengukuhkan niatnya dengan melafalkannya. Tetapi yang terpenting itu adalah hatinya yang tergerak sesuatu.

“Katakan seperti Sholat Subuh, dia tergerak berniat di dalam hatinya untuk melakukan Sholat Subuh,” sebutnya.

“Jemaah sekalian bila seseorang itu berniat berangkat dari rumahnya ke masjid dengan berniat beribadah kepada Allah SWT, maka saya yakin saat sampai di masjid maka ibadahnya akan bersungguh-sungguh dan berupaya beribadah dengan sebaik mungkin, maka akan terusir rasa ngantuk itu,” tandasnya.