MASJIDALFALAH- Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan kehidupan pada setiap umatNya, tentunya sebagai umat hendaknya kita melakukan dan mendedikasikan diri kita dengan amalan yang terbaik.
Ustadz Abuya Sikin Abu Rajab dalam kajian Ba’da Dhuhur Masjid Al Falah Surabaya yang diunggah pada kanal YouTube Masjid Al Falah pada 4 Agustus 2022 menyampaikan kepada seluruh jamaah tentang makna surat terakhir yang diturunkan Allah, yakni surat An Nasr.
“Para Jamaah, di surat ini Allah menunjukkan kepada kita, ketika di ayat Al-Quran diawali dengan idza itu artinya apabila yang pasti terjadi, lebih-lebih disambung dengan kata ja’a itu bukan sesuatu yang biasa tetapi sesuatu yang luar biasa,” ujarnya kepada para jamaah yang hadir dalam kajian tersebut.
Ustadz Abuya Sikin Abu Rajab menuturkan bahwa sesuatu yang luar biasa itu, yaitu Nasrullah yang artinya pertolongan Allah.
Pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala dibagi menjadi 2, yakni Nasrullah yang artinya pertolongan langsung diberikan oleh Allah tanpa campur tangan manusia, sedangkan pertolongan yang kedua yaitu nasrun minallah artinya pertolongan yang diberikan oleh Allah yang sejalan dengan ada andil atau partisipasi manusia yang diberikan oleh Allah tentang bagaimana manusia itu berikhtiar atau berusaha sebaik-baiknya sehingga diberikan pertolongan Allah itu didatangkan oleh Allah.
Surat An Nasr turun pada tahun ke-10 hijriyah yang merupakan rekam jejak dari peristiwa tahun 8 hijriyah atau peristiwa fathu Makkah, peristiwa itu terjadi ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menakhlukkan kota Makkah. Setelah sebelumnya Rasulullah hijrah ke Madinah, sebagaimna kita tau masa-masa sulit, ketika umat islam mengalami tekanan, intimidasi, terror, bahkan banyak yang terbunuh.
“Pada saat itu Rasulullah sangat sulit mengembangkan dakwahnya kepada seluruh umat Muslim dan seakan-akan perkembangan Islam sudah berhenti tetapi Allah di surat An-Nasr ini mengajarkan tentang bahwa pintu kesuksesan, kemenangan dan keberhasilan sudah disediakan oleh Allah karena di surat disebut Nasrullah (pertolongan Allah), maka itu yang kemudian menjadi spirit dan semangat kita untuk mejalankan kehidupan kita,” terangnya.
Kemudian ke depannya, setiap umat Muslim dalam menjalankan kehidupan senantiasa diminta untuk terus tumbuh agar setiap hari yang dijalankan menjadi nikmat dan penuh kebahagiaan.
Sehingga di dalam Al-Quran Allah SWT membimbing kita menjadi orang yang beriman seperti dalam surat ke 59 (Al-Hasyr) ayat ke 18, yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr:18)
Selain itu, Ustadz Abuya juga menyampaikan bahwa orang yang bahagia adalah mereka yang dalam menjalankan kehidupan senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Orang yang bahagua juga senantiasa akan merasakan ketenangan dan ketentraman dihidupnya sebab hidupnya tidak pernah lupa kedapa Allah. Dan diayat-ayat Al-quran, Allah selalu tunjukkan orang yang taat dijamin kebahagiaannya oleh Allah.
Sebagaimana dalam Al-quran surat ke-20 (Surat Taha ayat 132), yang artinya:
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)
Orang yang dicintai oleh Allah adalah hamba yang selalu mendekatkan diri, taat, tunduk, patuh dan berserah diri kepada Allah. Maka ketika dia meminta pertolongan pasti akan ditolong oleh Allah.
“Hidup betul-betul ditunjukan kepada Allah, bagaimana kita bisa menjalani kehidupan ini, maka tadi dalam surat Al-Hasyr Allah Ingatkan orang yang bahagia itu adalah apa yang sudah kita lakukan, apa yang sudah kita tempuh dan kita persiapkan untuk menyongsong kehidupan yang akan kita jalankan,” papar Ustadz Abuya.
“Semoga kehidupan yang kita jalankan sekarang yang kita tempuh hari ini dipenuhi kenikmatan tidak hanya didunia tetapi juga bisa di akhirat. Dan semoga keimanan kita mengantarkan kita menuju derajat kemuliaan yaitu dengan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT, dan membuat hati kita tenang, tentram dan damai karena selalu ingat kepada Allah SWT,” pungkasnya mengakhiri kajian.