Ipar Tony Blair Masuk Islam Setelah Kunjungi Ibu Miskin di Palestina

www.masjidalfalah.or.id- Saat menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, Tony Blair pernah mengatakan bahwa ajaran Islam itu berbahaya. Namun kini, ipar Tony Blair, Lauren Booth, justru memutuskan untuk memeluk agama Islam setelah mengunjungi Palestina.

Kisah mualaf Lauren Booth, wartawan cantik ini, berawal dari kunjungannya ke Gaza untuk meliput keadaan di Palestina.

Ia mengetuk pintu salah satu rumah warga setempat. Seorang ibu keluar dengan wajah berseri-seri dan mempersilahkan masuk dengan penuh kehangatan. Rumah sangat sederhana. Hanya dinding, atap dan dua tikar untuk tidur dan shalat serta untuk hidangan makanan. Tak ada peralatan lain. Meski demikian, ibu tersebut mempersilahkan Lauren dengan wajah berseri seakan-akan rumahnya adalah tempat terindah di dunia.

Setelah dipersilahkan, Lauren pun duduk di tikar yang telah disiapkan. Ibu itu menyodorkan makanan. Hanya roti, bumbu, dan selada. Melihat ‘menu prihatin’ itu, Lauren berulang-ulang menolak tawaran makanan itu. Bukan tidak suka, tapi ia khawatir hanya makanan itulah yang ibu itu punya.

Ibu itu tetap menyodorkan makanan tersebut dan berkata, “Anda adalah tamu kami.” Sekadar menghargai, Lauren memakan satu roti sembari mengajak makan bersama. Tetapi ibu itu menolak, sedang berpuasa katanya.

Mendengarnya, Lauren menjadi marah dengan Islam, agama ibu ini.

“Saya marah kepada Islam, yang mengharuskan orang berlapar-lapar selama 30 hari. Saya marah kepada Qur’an, yang mewajibkan ibu ini menahan lapar dan dahaga, padahal mereka butuh makan-minum, dan makanan serta minuman itu ada,” ujarnya menceritakan perasaannya saat itu.

Ia kemudian bertanya alasan ibu itu berpuasa meski kondisinya serba kekurangan. “Kami berpuasa sebagai rasa syukur kami kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena bisa merasakan apa yang dialami saudara-saudara kami yang miskin,” jawab ibu itu ramah.

Mendengarnya, Lauren tak kuasa membendung air mata. “Ibu ini tak punya apa-apa di dunia. Dia masih bersyukur dan berbagi rasa dengan orang yang lebih malang darinya,” ungkap Lauren.

Lauren pun berkata dalam hati, “Jika ini Islam, saya ingin jadi Muslim.” Kisah itulah yang membuat dirinya yakin untuk menjadi mualaf, dilansir islampos.com.

Kedua Putrinya ingin Lauren Masuk Islam

Ada sebuah cerita menarik, sebelum Lauren memutuskan untuk menjadi Muslim. Ia menanyakan pendapatnya kepada kedua putrinya yang berumur 8 dan 10 tahun kala itu.

“Ibu mau masuk Islam. Bagaimana menurutmu Nak?”

Mendengar pertanyaan ibunya, anak-anaknya membalas dengan 3 pertanyaan. Pertanyaan pertama tentang apakah Lauren masih menjadi ibu mereka setelah masuk Islam?

Lauren pun menjawab, “Tentu aku tetap menjadi ibumu, bahkan aku akan menjadi ibu yang lebih baik dari sebelumnya.”

Pertanyaan kedua, “Ketika ibu sudah masuk Islam, apakah ibu  masih minum alkohol? Dan apakah ibu masih memakai baju yang memperlihatkan sebagian tubuh?” tanyanya.

“Ibu tidak akan pernah mendekati alkohol setelah ini. Selama-lamanya. Dan ibu akan terus memakai baju yang tertutup ketika keluar rumah,” tutur Lauren.

Mendengar jawaban ibunya, kedua anak Lauren serentak berteriak setuju. “Saya suka kalau ibu masuk Islam. Saya suka agama Islam,” teriak mereka.

Dengan begitu, keteguhan hati dan kesiapan diri Lauren pun semakin tinggi. Pada 2010, Lauren muncul di saluran TV Islam dalam acara Global Peace and Unity, mengenakan busana Muslimah, dan berkata: “My name is Lauren Booth, and I am a Muslim.” (Gth)