www.masjidalfalah.or.id- Sungguh mulia akhlaq Syekh Ali Jaber. Dalam peristiwa itu, Syekh Ali Jaber sebagai korban penusukan justru melindungi pelaku dari amukan massa. Penusukan itu terjadi di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjungkarang, Pusat, Bandarlampung, Ahad (13/9).
Syekh Ali Jaber bercerita, peristiwa penusukan terhadap dirinya terjadi tak lama setelah dirinya naik ke atas panggung. “Acara baru mulai, mungkin belum sampai 15 menit,” ucapnya dalam wawancara dengan salah satu televisi swasta.
Syekh Ali Jaber mengungkapkan, seperti biasa dalam kegiatan safari dakwah yang dihadirinya, ia mengawali jamaah untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti jaga jarak dan sebagainya, karena kondisi pandemi Corona. Setelah itu, karena tahu acara yang dihadirinya adalah wisuda khatam Al Quran, Syekh Ali Jaber kemudian meminta salah seorang anak untuk naik ke atas panggung.
“Saya mengetes bacaannya, setelah itu, saya minta orang tua anak itu untuk berfoto bersama sebagai kenang-kenangan. Tapi karena HP orang tua anak itu tidak bisa untuk foto, kemudian saya meminta jamaah untuk meminjamkan HP untuk mengambil foto,” jelasnya.
Kemudian, tiba-tiba ada seorang pemuda berlari dari luar dan naik ke atas panggung. Syekh Ali mengatakan, saat acara posisi panggung memang cukup dekat dengan jalan dan berada di lapangan masjid.
“Makanya pelaku cukup gampang masuk. Tiba-tiba saya kaget ada orang, orang itu kemudian langsung menusuk, Subhanallah, saya sempat mengangkat tangan saya, kalau tidak mungkin tusukan mengarah ke leher atau dada saja. Kemudian pisau patah di tangan saya. Saat kejadian saya lihat jamaah juga fokus ke saya tidak memperhatikan (pelaku lari) itu,” katanya.
Melihat penyerangan itu, sejumlah jamaah kemudian naik ke atas panggung dan mengamankan pelaku. Jamaah sempat memukuli pelaku, namun dicegah oleh Syekh Ali Jaber, “Saya kasihan lihat dia dipukuli, saya minta jangan dan diamankan saja sampai polisi datang, pelaku kemudian diamankan ke ruang masjid,” ucapnya.
Akibat penusukan itu, Syekh Ali Jaber kemudian dibawa ke Puskesmas terdekat. Dirinya kemudian mendapat perawatan dengan 10 jahitan luka, enam jahitan di dalam dan empat jahitan di luar.
Sementara itu, dalam kesempatan berbeda, Syekh Ali Jaber menuturkan pria pelaku penusukan yang setelah kejadian diamankan di Mapolsek Tanjungkarang Barat untuk diperiksa tersebut adalah orang terlatih.
“Kekuatan dan keberaniannya, mohon maaf, dia bukan orang yang gangguan jiwa, dia sangat sadar dan sangat berani bahkan sangat terlatih. Kalau kata terlatih, berarti ada orang di belakang, siapa? Wallahua’lam,” kata Syekh Ali Jaber dalam konferensi persnya di sebuah restoran di Kota Bandar Lampung, Senin (14/9).
Mengetahui fakta tersebut, Syekh Ali Jaber pun meminta agar proses hukum tetap berjalan agar penegakan hukum serupa kasusnya di negeri ini bisa menjadi cerminan bagi seluruh ulama, dai, habib di negeri Indonesia, supaya tidak lagi orang yang menjadi sasaran kepada mereka dan agama. “Mohon maaf, kejadian serupa ini selama ini ulama kita terlalu ikhlas, karena ini musibah sudahlah ikhlaskan,” ujarnya.
Menurut Syekh Ali Jaber, ikhlas ada waktunya, ikhlas ada poin-poinnya, jika terlalu ikhlas maka ada orang-orang yang akan memanfaatkan kejadian seperti ini terus menerus, dan mereka menganggap umat Islam dan ulama lemah, dan menganggapi tidak bisa apa-apa. Ia pun berharap aparat kepolisian menjalankan tugasnya secara amanah, jujur, dan kepercayaannya itu tidak disalahgunakan.
“Insya Allah, kita semua bisa melawan semua kebatilan. Tapi, kita tidak mau diadu domba, tidak mau terjadi fitnah, tidak mau terpublikasi. Makanya sebelum terjadi hal-hal tidak diinginkan. Mohon aparat polisi ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya, agar bisa menenangkan masyarakat, agar tidak terulang lagi kejadian ini,” kata Ali Jaber dikutip Republika.
Ulama asal Madinah yang bermukim di Indonesia menjalankan dakwah selama 12 tahun tersebut mengatakan, kejadian ini cuma satu orang yang pelaku, dan bukan masyarakat Lampung, “Masyarakat Lampung sudah saya kenal baik, saya sudah berkali-kali ke Lampung, masyarakat Lampung mencintai kedamaian, sangat mencintai ulama, sangat mencintai para habib. Tidak mungkin mereka berniat jahat seperti ini kalau ada satu atau dua orang melakukan seperti itu, bukan mewakili seluruh masyarakat Lampung,” katanya.
Menurutnya, Allah akan menunjukkan pertolongan kepada kita. Pertolongan Allah kepada orang bertakwa, upaya mereka memadamkan cahaya Al-Qur‘an, kita yakini bahwa mereka tidak akan bisa memadamkan cahaya Al-Qur‘an karena Allah sudah menjanjikan tetap menjaganya dan menyempurnakannya.
“Karena kejadian ini, saya telah berniat dan menekadkan diri tinggi dan azzam untuk menjadikan Lampung salah satu pusat terlahir program satu juta penghafal Al-Qur‘an. Kita akan bangun markas, dari 114 di Indonesia, salah satunya di Bandar Lampung, Lampung Timur dan tempat lainnya, akan terlahir penghafal-penghafal Al-Qur‘an,” tuturnya. (nin)