www.masjidalfalah.or.id- Bagi Anda yang pernah shalat di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi, mungkin akan merasa kagum pada kualitas pelantang (speaker) dan tata suara (sound system) yang digunakan. Di setiap sudut masjid, nyaris suara bacaan imam dan muadzin dapat terdengar merata dan jelas. Tidak terdengar sedikit pun gangguan suara-suara seperti storing ‘nging’, ‘kresek-kresek’ ataupun check sound ‘tes… satu, dua, tiga’.
Dikutip dari laman Haramain, jumlah speaker yang digunakan di masjid terbesar di dunia ini adalah sebanyak 6.000 buah. Pelantang-pelantang itu ditempatkan di pelataran dalam dan luar, serta sepanjang jalan. Sound system di Masjidil Haram ini pun menjadi salah satu rangkaian tata suara terbesar di dunia.
Tata suara ini terhubung ke ruang kontrol yang dikendalikan oleh 50 teknisi khusus. Tidak hanya satu unit mesin yang digunakan untuk menjaga kualitas suara di masjid suci umat Islam ini. Ada tiga mesin sound system keluaran Sennheiser, Jerman, yang dioperasikan dengan fungsi masing-masing.
“Setiap imam dan muadzin memiliki pengaturan suara khusus disesuaikan dengan jenis suara dan nadanya untuk memastikan kejernihan dan keseimbangan suara di seluruh sudut Masjidil Haram,” jelas laman Haramain.
Tiga mesin yang digunakan ini terdiri dari satu mesin utama dan dua mesin sebagai cadangan (back up). Ini bisa terlihat dari mikrofon yang berada di depan imam saat shalat. Mikrofon sebelah kanan merupakan mikrofon utama, bagian tengah adalah cadangan pertama, dan bagian kiri merupakan cadangan kedua.
Ketika tata suara utama tidak berfungsi, maka cadangan pertama akan secara otomatis hidup dan berfungsi. Dan ketika cadangan pertama juga tidak berfungsi, maka cadangan kedua akan hidup secara otomatis. Inilah sistem yang menjadikan hampir tidak ada masalah tata suara di Masjidil Haram.
Kualitas tata suara ini sangat mendukung kekhusyuan dan kualitas jemaah dalam beribadah, khususnya shalat berjemaah. Para jemaah mampu meresapi dan menikmati suara adzan dan bacaan imam Masjidil Haram yang terkenal memiliki kekhasan suara masing-masing, selain karena para imam dan muadzin di Masjidil Haram pun memiliki kriteria khusus yang telah ditentukan oleh pihak pengelola masjid.
Di antaranya harus berkebangsaan Arab Saudi, tidak boleh berumur di bawah 30 tahun, dan minimal lulusan S2 dari salah satu perguruan tinggi Ilmu Agama Islam di Arab Saudi. Imam juga harus hafal Al-Qur’an dan memiliki kualitas suara yang bagus. Di samping suara yang bagus, muadzin Masjidil Haram juga harus memiliki kemampuan ilmu di bidang hukum dan tata cara adzan serta shalat.
Kualitas suara imam dan muadzin masjid yang dipadu dengan kualitas tata suara ini tentu semakin menjadikan umat Islam seluruh dunia yang beribadah di sana kian menikmati ibadahnya. Hal ini juga yang menjadi salah satu faktor munculnya rasa rindu setiap muslim untuk dapat datang kembali ke Masjidil Haram. (nin)